ketika hujan turun
kau pergi membawa harapan asing dibawah lindungan payung
meniggalkan tempat sepi dalam gemuruh badai
ruang menjadi kosong mengigil
kesedihan mendera menyatu kegaduhan petir

yang ditinggalkan
seorang tua renta dan seekor kucing kesayangan
tanpa sesal, segera membuat tungku perapian untuk kehangatan
menurutnya alam bukan hanya miliknya dan bukan milik seseorang
tapi dari sana semua kebahagian datang

kau telah menggambar muram pada mendung
menggores perih pada luka yang terguyur air hujan
tapi tak pernah menjadikan dia menyesal

Dibawah lindungan payung, Hujan tetaplah hujan

jangan harap kau akan pernah tundukkan derasnya hujan
walau segala keberanian kau bekali
lihat meraka yang telah lama bersahabat
sekalipun tak pernah menemukan mentari tersenyum pada hujan
bukan saja waktu silam, sampai kapanpun muram

dia tak akan pernah bertanya
darimana kesalahan datang
kita mungkin pernah mendengar
ketika semua orang meminta kepada tuhan
untuk didatangkan hujan
sebagai rasa rindu akan senandung gemercik
maka saat ini dia tengah menikmati
sesuatu yang tidak pernah dia minta

kita tak boleh mengokohkan rasa sesal mendalam
membangun tinggi rasa bersalah
atau menggores ketidakberdayaan hati
    pergilah jika kau mau..
karena pada saatnya semua akan kembali
dan sedikitpun tak akan pernah berubah


0 komentar:

Post a Comment

 
Top