PENGARUH QUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI PADA PERUSAHAAN DIRECT SELLING bag. 1

<div style="text-align: right;"> <div style="text-align: left;"> <span style="text-align: justify;"></span><br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <span style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwhg7I6HCRTV0RRJY-8AJErhccMIr3myflWKMed8kpN-Urzu_S5-9cODPURe57kZpKDgKy0JZ5AISD-e-pWD6hixvnDwwcd1LU_dyFrV19BTTcVNbxi3kjv3j6azb_JCw8t28dy_Jd-w/s1600/How_to_Find_Products_to_Sell_Online_and_What_to_Sell_Online.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="133" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwhg7I6HCRTV0RRJY-8AJErhccMIr3myflWKMed8kpN-Urzu_S5-9cODPURe57kZpKDgKy0JZ5AISD-e-pWD6hixvnDwwcd1LU_dyFrV19BTTcVNbxi3kjv3j6azb_JCw8t28dy_Jd-w/s320/How_to_Find_Products_to_Sell_Online_and_What_to_Sell_Online.jpg" width="320" /></a></span></div> <span style="text-align: justify;">Pada perusahaan Direct Selling Produk seringkali dijadikan sebuah ujung tombak namun secara ironis pelaku marketing kurang mamahami terhadap bagaimana produk itu sendiri, dalam artian jika produk dilihat dari sisi kegunaan, kekuatan qualitas, harga, resiko eror kredit, keyakinan untuk menjual dan menyikapi persaingan.</span><br /> <span style="text-align: justify;"><br /></span> <span style="text-align: justify;">Kegunaan atau fungsi dibagi menjadi dua sisi sudut pandang yaitu fungsi pandang dimana konsumen akan tertarik untuk memiliki hanya dengan melihat dari bentuk yang menarik. fungsi kedua yaitu sebagai fungsi nyata dari produk tersebut yang benar-benar mewakili kegunaan serta memberikan kelebihan yang terdapat diproduk tersebut. Oleh karena itu setiap produk harus mempunyai keunggulan dibandingkan dengan produk lainnya. Keunggulan ini dengan memberikan nilai yang tinggi terhadap konsumen. Dalam mencapai nilai tersebut dapat dilakukan dengan menanamkan kualitas produk yang kuat kepada konsumen</span></div> </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kualitas harus diukur melalui sudut pandang konsumen terhadap kualitas produk itu sendiri, sehingga selera konsumen disini sangat berpengaruh. Jadi dalam mengelolah kualitas suatu produk harus sesuai dengan kegunaan yang diinginkan oleh konsumen. Dalam hal ini yang penting adalah menjaga konsistensi dari output produk pada tingkat kualitas yang diinginkan dan diharapkan konsumen</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> (Joseph S. Martinich, 1997 p.564) mengemukakan spesifikasi dari dimensi  kualitas produk yang relevan dengan pelanggan dapat d kelompokkan </div> <div style="text-align: justify;"> dalam enam dimensi, yaitu: apakah kualitas produk menggambarkan keadaan yang sebenarnya  (performance),  kemampuan atau keistimewaan yang dimiliki produk dan pelayanan (range and type of features),  keandalan produk dalam penggunaan secara normal dan berapa lama produk dapat digunakan hingga perbaikan diperlukan (reliability and durability), kemudahan untuk pengoprasian produk dan kemudahan perbaikan maupun ketersediaan komponen pengganti  (maintainability and serviceability), penampilan  – corak  – rasa  – daya tarik  – bau  – selera dan beberapa faktor lainnya  mungkin menjadi aspek penting dalam kualitas  (sensory characteristics), kualitas merupakan bagian terbesar dari kesan pelanggan terhadap produk dan pelayanan (ethical profile and image). Dimensi kualitas dijadikan dasar 3</div> <div style="text-align: justify;"> bagi pelaku bisnis untuk mengetahui apakah ada kesenjangan (gap) atau perbedaan antara harapan konsumen dengan kenyataan yang mereka terima. Harapan konsumen sama dengan keinginan konsumen yang ditentukan oleh informasi yang mereka terima dari mulut ke mulut, kebutuhan pribadi, pengalaman masa lalu dan komunikasi eksternal melalui iklan dan promosi. Jika kesenjangan antara harapan dan kenyataan cukup besar, hal ini menunjukan bahwa perusahaan tidak mengetahui apa yang  diinginkan oleh konsumennya</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dengan semakin banyaknya produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, menyebabkan setiap perusahaan harus dapat teliti dalam menetapkan harga. Harga adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk memperoleh suatu produk. Harga yang terlalu mahal atau terlalu murah akan menjadi tanda tanya besar pada diri konsumen. Harga yang terlalu tinggi akan membuat konsumen melakukan perpindahan dalam pembelian produk, mereka akan mencari produk yang sama dengan harga yang lebih murah. Jadi kualitas dan harga adalah variabel pilihan penting bagi konsumen, sehingga harga suatu produk sangat menentukan kualitasnya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Minat konsumtif dari konsumen merupakan akumulasi dari qualitas, harga dan penyajian produk yang ditawarkan akan tetapi pada perusahaan direct selling Pengaruh terbesar dalam mengatasi kesulitan penjualan adalah bagamaima menyeimbangkan pola kerja dan pemahaman pelaku marketing, dengan kata lain sebenarnya seorang pelaku direct selling tidak harus mengikuti tren market yang sedang digandrungi tetapi dengan sebaliknya harus melawan arus terhadap keadaan sebenarnya dengan membangun kondisi hubungan tarik menarik dan saling memahami sehingga akan tercipta pelaku yang handal dengan kemampuan menjual. apakah itu sulit? jawabannya kembali kepada sejauh mana sistem perusahaan membangun pola sistem yang baku karena sudah banyak kalangan yang telah mencapai keberhasilan yang luar biasa hanya dengan mendasarkan  kepada penyeimbang pola tersebut.<br /> <br /> <br /></div>

PENGARUH QUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI PADA PERUSAHAAN DIRECT SELLING bag. 1

Pada perusahaan Direct Selling Produk seringkali dijadikan sebuah ujung tombak namun secara ironis pelaku marketing kurang mamahami ter...

Read more »

Beberapa Penyebab Terjadinya Kasus Penagihan pada Perusahaan Direct Selling

<br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoGk-SYSscSNEcAcIcfRyI3pJ2AYfy_mlNmnI5Jte6v8ccZhlyUrsW132xAAMfOruHuXnDqyjSVH7D1o-xVH4J_7TNY0eZ4lG3XnYIH67J4MUaHsa29UTJDz2DJZSGbYD1noq19yZvDg/s1600/debt+collector.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoGk-SYSscSNEcAcIcfRyI3pJ2AYfy_mlNmnI5Jte6v8ccZhlyUrsW132xAAMfOruHuXnDqyjSVH7D1o-xVH4J_7TNY0eZ4lG3XnYIH67J4MUaHsa29UTJDz2DJZSGbYD1noq19yZvDg/s200/debt+collector.jpg" width="130" /></a></div> <ol> <li>Konsumen Fiktif (rekayasa sales)</li> <li>Konsumen tidak jelas (Alamat tidak lengkap)</li> <li>Konsumen susah bayar (pasang badan, susah ketemu)</li> <li>Konsumen Pindah Alamat (kabur)</li> <li>Konsumen dipaksa beli (Uang muka ditalangi Sales)</li> <li>Konsumen masih keluarga Sales (minta ditagih sales)</li> <li>Konsumen mempertimbangkan harga dengan perusahaan komputiter</li> <li>Konsumen Tidak ijin keluarga (kebanyakan tidak izin suami)</li> <li>Konsumen tidak jadi minat (minta uang muka kembali)</li> <li>Sales menagih dengan tidak memakai kwitansi resmi</li> <li>Sales menarik barang tanpa sepengetahuan kantor (over kredit)</li> <li>Sales memeberikan masa tenggang tagihan (boleh bayar mundur, jumlah angsuran dikurangi)</li> <li>Sales janji hadiah (tidak ditepati)</li> <li>Sales punya hutang pribadi kepada konsumen (bayar dengan barang)</li> <li>Sales melebihlebihkan fungsi produk</li> <li>Sales sengaja mengurangi nilai angsuran</li> <li>Sales menjualan Cash dilaporkan kredit</li> <li>Barang tidak didemokan terlebih dahulu oleh sales</li> <li>Barang tidak sesuai pesanan (jaminan product lain, barang kosong)</li> <li>Barang ruksak dari mulai kirim barang</li> <li>Barang ruksak (barang sudah dipakai pengen diganti)</li> <li>Barang tidak sesuai dengan keinginan (minta ganti produk lain)</li> <li>DC merekayasa tagihan</li> <li>DC tidak rajin mengunjungi</li> <li>DC memakai uang tagihan / lapping (dipending atau sengaja digelapkan) karena kurang sejahtera kurang kontrol perusahaan (overdue), percepatan angsuran, uncover area, memutarkan/swit uang angsuran</li> <li>DC berhenti kerja setelah banyak menggunakan uang tagihan (kabur)</li> <li>Musibah Alam (meninggal dunia, kebakaran dll.)</li> </ol>

Beberapa Penyebab Terjadinya Kasus Penagihan pada Perusahaan Direct Selling

Konsumen Fiktif (rekayasa sales) Konsumen tidak jelas (Alamat tidak lengkap) Konsumen susah bayar (pasang badan, susah ketemu) Konsum...

Read more »

Penyebab Kredit Macet pada Perusahaan Direct Selling

Kredit macet yang biasa terjadi diperusahaan direct selling disebabkan oleh beberapa dua Faktor, diantaranya:<br> <br> <b style="background-color: white;">1. Faktor Internal</b><br>     a. Tidak diberlakukan-nya pemaksimalan analisa kelayakan kredit<br>     b. Penentuan Persetujuan kredit langsung oleh Pihak penjualan<br>     c. Terbentuknya kebiasaan buruk dari pihak penjual dan pihak<br>         penagihan, diantaranya<br>         - manipulasi tagihan oleh bagian penagihan<br>         - penjualan piktif oleh pihak penjualan<br>         - pelunasan awal piutang tidak dilaporkan kepada perusahaan<br>         - terjadinya pembekuan kwitansi tagihan karena tidak terkuasainya<br>           areal penagihan, dampak dari tidak <span style="background-color: white;">adanya pemetaan areal yang </span><br> <span style="background-color: white;">          baik oleh pihak penjualan</span><br>         - penyalahgunaan penagihan dilakukan oleh pihak penjualan yang<br>           cenderung selalu dimanipulasi<br>

Penyebab Kredit Macet pada Perusahaan Direct Selling

Kredit macet yang biasa terjadi diperusahaan direct selling disebabkan oleh beberapa dua Faktor, diantaranya: 1. Faktor Internal     a. T...

Read more »

Siklus Pendapatan pada Perusahaan Direct Selling secara Umum

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0iA1l-yS4W7NGWhwjGIQdO7VZaLi6iuoGNp2qHz_z8QdKkmfjK3Ic9SvaruwDjnwHEdcqSRojaPWwl_jOQhZZrYy70EHBJhFgVB4pcomW1so9hFygYQJgeiyqr4gS1y0wPMwCdFTnkA/s1600/recycling-symbol1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="100" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0iA1l-yS4W7NGWhwjGIQdO7VZaLi6iuoGNp2qHz_z8QdKkmfjK3Ic9SvaruwDjnwHEdcqSRojaPWwl_jOQhZZrYy70EHBJhFgVB4pcomW1so9hFygYQJgeiyqr4gS1y0wPMwCdFTnkA/s200/recycling-symbol1.jpg" width="100"></a></div> <div style="text-align: justify;"> Kebanyakan perusahaan Direct selling tidak memiliki struktur kepegawaian yang begitu mendetail seperti perusahaan-perusahaan kredit pada umumnya, melalui pertimbangan hasil proses perkembangannya secara tidak langsung terus meminimalkan fungsi jabatan, begitupun dalam hal penggunaan dokumen pun tidak terlalu banyak. Berikut bagian-bagian yang terlibat dalam siklus penjualan dan pendapatan pada perusahaan direct sellling.</div> <div style="text-align: justify;"> <b></b></div>

Siklus Pendapatan pada Perusahaan Direct Selling secara Umum

Kebanyakan perusahaan Direct selling tidak memiliki struktur kepegawaian yang begitu mendetail seperti perusahaan-perusahaan kredit pad...

Read more »

Direct Selling dengan Konsep Kredit, Bag 1 (19 juli 2012)

<div style="text-align: justify;"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjC6v0AEf2cROnVnv4ahu-8yYLrp3DQD92U2gC4EIi1U6hkFdgSSjcz5zP-XWx0mwFFbbVo_ol49WrVtyzfUD1aEoKNzNsqs0BY6vxh1smsRgANQ-O__GF9jCBPAV4Fn6-fyhkib17e6Q/s1600/kredit.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="88" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjC6v0AEf2cROnVnv4ahu-8yYLrp3DQD92U2gC4EIi1U6hkFdgSSjcz5zP-XWx0mwFFbbVo_ol49WrVtyzfUD1aEoKNzNsqs0BY6vxh1smsRgANQ-O__GF9jCBPAV4Fn6-fyhkib17e6Q/s200/kredit.jpg" width="133"></a></div> Salah satu tujuan penjualan adalah tercapainya target perusahaan melalui beragam cara, keahlian dan metode penjualan. Salah satu mekanisme itu adalah digunakan nya cara kredit untuk mencapai tujuan tersebut, dalam hal ini istilah kredit sudah tidak asing lagi terdengar disetiap kalangan, mau itu di kota-kota besar sampai dengan pelosok desa mengetahuinya. <span style="background-color: white;">kredit merupakan satu jembatan untuk seseorang mencapai keinginannya, menjadi suatu jalan dalam mencapai satu keinginan untuk memiliki uang dan barang secara lebih mudah.</span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="background-color: white;"></span></div>

Direct Selling dengan Konsep Kredit, Bag 1 (19 juli 2012)

Salah satu tujuan penjualan adalah tercapainya target perusahaan melalui beragam cara, keahlian dan metode penjualan. Salah satu mekanism...

Read more »