- Konsumen Fiktif (rekayasa sales)
- Konsumen tidak jelas (Alamat tidak lengkap)
- Konsumen susah bayar (pasang badan, susah ketemu)
- Konsumen Pindah Alamat (kabur)
- Konsumen dipaksa beli (Uang muka ditalangi Sales)
- Konsumen masih keluarga Sales (minta ditagih sales)
- Konsumen mempertimbangkan harga dengan perusahaan komputiter
- Konsumen Tidak ijin keluarga (kebanyakan tidak izin suami)
- Konsumen tidak jadi minat (minta uang muka kembali)
- Sales menagih dengan tidak memakai kwitansi resmi
- Sales menarik barang tanpa sepengetahuan kantor (over kredit)
- Sales memeberikan masa tenggang tagihan (boleh bayar mundur, jumlah angsuran dikurangi)
- Sales janji hadiah (tidak ditepati)
- Sales punya hutang pribadi kepada konsumen (bayar dengan barang)
- Sales melebihlebihkan fungsi produk
- Sales sengaja mengurangi nilai angsuran
- Sales menjualan Cash dilaporkan kredit
- Barang tidak didemokan terlebih dahulu oleh sales
- Barang tidak sesuai pesanan (jaminan product lain, barang kosong)
- Barang ruksak dari mulai kirim barang
- Barang ruksak (barang sudah dipakai pengen diganti)
- Barang tidak sesuai dengan keinginan (minta ganti produk lain)
- DC merekayasa tagihan
- DC tidak rajin mengunjungi
- DC memakai uang tagihan / lapping (dipending atau sengaja digelapkan) karena kurang sejahtera kurang kontrol perusahaan (overdue), percepatan angsuran, uncover area, memutarkan/swit uang angsuran
- DC berhenti kerja setelah banyak menggunakan uang tagihan (kabur)
- Musibah Alam (meninggal dunia, kebakaran dll.)
Home
»
Konsep Kredit DST
» Beberapa Penyebab Terjadinya Kasus Penagihan pada Perusahaan Direct Selling
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment