kau dan aku tidak saling mengerti
bertemu pada keharuman malam
meninggalkan penat menyusuri jalanan sepi
bernyanyi lembut
tentang riwayat para leluhur
didepan kuba ada sesajen
pengantar dupa hampir binasa
wangi terbebas mengepul menyesaki
wajah-wajah penuh harap
melantunkan doa ganjil
kiasan memenuhi ruang
pada kursi mewakili kasta
pada cermin menilai diri
pada kosmetik membandingkan pesona
dan pada waktu pengukur usia
kutemukan kenyataan
pada setumpuk potret diatas pusara
menggambar beribu malam telah berdenyut
persinggahan angan-angan
kulihat gadis-gadis merunduk
tergores kecemasan pada mata terpejam
bibir cantik gemulai bergerak berirama
membisikan pesan keputusasaan dalam khidmat
"kabulkan semua pintaku, tuhan"
lalu, bunga-bunga wangi ditabur
diatas sumur-sumur harapan
raga berbaur meredam
kebebasan melucuti busana
mengabdi keyakinan rendaman serapah
aku membawa hati
meninggalkan segala kebisingan
biarkanlah aku mengerti
karena aku telah memagari hati
0 komentar:
Post a Comment