puisi kang agip | Senja ranum

disenja ranum
impian merenda semangat
pada musim yang tak pernah jelas
dan hujan kembali membasahi telapak-telapak kaki pengelana 
penantian menjadi sama sampai rasa kesal mereda

kecantikan merunduk
ditepian buku tua lusuh 
ditulis oleh kepenatan
yang mencoba menaklukan cerita

mata indah sesekali menatap dinding
diantaranya jam berdetak resah 
"raihlah aku wahai orang asing,
aku sudah bosan disini,
bukankah kita pernah bertemu
diantara remang cahaya mercury
pada jalan yang menghubungkan cinta
seorang anak dan ibu" tegasnya

aku mendengarkan harap
meski hati digandeng cemas
menghormati pecinta yang sedang mabuk asmara
yang sebelum kau jelaskn
kebekuan itu tetap ada

namun, sepertinya kesepian bukan yang kita cari
kita lebih suka menyatu pada sedetik kesempatan
dan menjadi seorang pelupa pada arah jalan
sampai kita membuat kesesatan  

pada perjamuan 
segala puji menyatu 
untuk dua lantunan lagu yang sedikit sumbang
biarkan menu cantik makan malam menyendiri
jangan pernah kita habiskan

ingat, sapalah seorang pria malu
ketika waktu melahirkan rindu
kini beritahu ibumu
jemput buah hatinya didepan pintu 



 






 

0 komentar:

Post a Comment

 
Top