Tidak sedikit perusahaan menjalankan sistem kerja secara
otodidak sederhana, membiarkan secara begitu saja pekerjaan dengan proses
berjalan tanpa ada pengemasan pengembangan secarajangka panjang. Dengan kata
lain perusahaan tersebut mengesampingkan pola pendidikan dan pelatihan terhadap
SDMnya.
Muncul hal yang lumrah, kebanyakan perusahaan selalu
mendapatkan permasalah, dan yang lebih sering muncul pada waktu cukup lama ketika
perusahaan sudah berjalan atau bisa dikatakan muncul ketika kondisi perusahaan
sedang berkembang. Masalahnya banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan dari SDM,
mulai dari krisis sikap, penyimpangan kerja dan lain sebagainya. Padahal seharusnya
semakin perusahaan berkembang akan semakin berpeluang membuat pengembangan dan pengamanan
yang lebih baik untuk kelangsungan bukan sebaliknya menjadikan kemunduran.
Dari dasar penelitian tersebut. Maka, Kali ini penulis akan
berbagi gambaran kenapa resiko “lumrah” pada perusahaan “direct selling tradisional”
bisa terjadi, boleh jadi salah satu faktornya ada dalam pembahasan ini. Tentang
bagaimana konsep pendidikan dan pelatihan SDM menuju kesinambungan strategi
perusahaan.
Tujuannya, diharapkan setelah memahami pola pendidikan dan
pelatihan resiko-resiko akan lebih mampu diantisipasi. Mampu mencetakan SDM
yang mempunyai kemampuan lebih baik dan menjadi calaon-calon pemimpin yang
bertanggungjawab. Tentunya akan tercipta kesuksesan yang merata dalam
lingkungan pekerjaan, akan tercapai tujuan yang sama untuk penghasilan, lebih
tidak hanya berupa pendapatan uang semata. Namun, orang-orang yang bekerja
mendapatkan ilmu lebih dari sekedar mencari nafkah. Salah satu cara menunjukan tanggungjawab
perusahaan terhadap karyawan Sesuai dengan pembahasan sebelumnya yakni
kesalahan yang terjadi semata tidak adanya pembelajaran yang lebih baik.
Salah satu faktor kesinambungan strategi dalam perusahaan
adalah perlu adanya dukungan pendidikan dan pelatihan SDM, yang nantinya akan
menghasilkan kualitas SDM yang baik. Pendidikan ini bisa dilakukan secara
internal perusahaan, in house training, ataupun mengirimkan pekerja secara
bergantian ke berbagai training provider, untuk melakukan seminar,
workshop dan lain-lain.
Pendidikan dan pelatihan SDM bertujuan, untuk:
- Menyediakan pekerja yang siap pakai baik dari sisi kompetensi, manajerial, maupun perilaku, sehingga memberikan kontribusi positif bagi perusahaan.
- Dilakukan secara terus menerus dan sistematis, baik untuk yang berkaitan dengan kenaikan pangkat dan jabatan, maupun pembekalan.
- Menyiapkan kaderisasi bagi jabatan-jabatan yang akan dikembangkan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga pada saatnya tidak memerlukan waktu untuk pengisian jabatan tersebut.
- Bekerjasama dengan unit kerja lain untuk memperoleh data kebutuhan training (training need assessment).
- Menyiapkan pool of talents yang merupakan core competency perusahaan, baik melalui klasikal training maupun knowledge-based management, dan e-learning.
Beberapa perusahaan telah memberikan perhatian yang penuh
dalam memberikan pendidikan dan pelatihan bagi para pekerja nya,
menyusun road map agar pendidikan dan pelatihan bisa
berkesinambungan, untuk regenerasi pimpinan perusahaan.
Secara garis besar program pendidikan dan pelatihan terdiri
atas:
Program pembekalan bagi para pekerja yang baru masuk.
Pendidikan yang diberikan berupa pembekalan pengetahuan dan ketrampilan dasar
yang diperlukan pada saat pekerja yang bersangkutan menduduki jabatan yang
baru, sesuai yang direncanakan saat perekrutan.
Pendidikan pengembangan. Merupakan pendidikan yang diberikan
kepada pekerja yang sudah atau akan dipromosikan ke jenjang ekselon yang lebih
tinggi dalam layer manajerial.
Pendidikan aplikasi. Pendidikan ini bertujuan untuk
meningkatkan dan memperdalam pengetahuan, serta ketrampilan pekerja dalam
mendukung pekerjaannya sesuai jabatan yang diduduki saat ini. Pendidikan
aplikasi dapat dilaksanakan secara in house training, maupun mengikut
sertakan pekerja dalam public course, baik di dalam maupun di luar
negeri. In house training yang diselenggarakan termasuk workshop,
seminar ataubenchmarking profil bisnis yang potensial, yang bertujuan
memberikan gambaran terhadap industri yang bersangkutan beserta tip dan tricks
dari para pelaku bisnis yang memberikan pelatihan.
Agar SDM mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang
terintegrasi sesuai pengalaman kerjanya, maka perusahaan perlu mengembangkan
matriks pendidikan dan pelatihan, yang kemudian digambarkan dalam blue
print pendidikan. E learningdapat digunakan sebagai metode delivery,
yang dapat digunakan perusahaan dalam menyelenggarakan pendidikan, terutama
bagi perusahaan yang mempunyai jaringan luas dan tersebar ke berbagai wilayah,
baik di dalam maupun di luar negeri.
Beberapa manajemen perusahaan memberikan komitmennya
terhadap kelangsungan proses kepemimpinan di perusahaan, selain dengan
memberikan program pendidikan eksekutif, juga dengan membentuk “Learning
Organization”, yang didukung oleh implementasi knowledge
management di seluruh jajaran organisasi. Program ini, seperti yang
dilakukan oleh salah satu Perusahaan Market, contohnya sebagai berikut:
Manajemen dan karyawan berbagi pengetahuan melalui berbagai bentuk program,
misal: STOP (Sharing with Top Management), SOS (Senior Officer
Sharing), Morning Briefing, Lesehan (Learning, Sharing & Fun), MITHOS
(Meet The Authors) dan Bedah Buku. Hal ini juga dilakukan di Perusahaan
lain, antara lain dengan melakukan cascading learningsebagai
bentuk continued learning, yaitu suatu sistem pembelajaran
berkelanjutan dimana para manajer lini berpartisipasi dalam pembinaan dan
pengembangan pengetahuan, ketrampilan dan attitude para pekerja
binaannya, melalui coaching,mentoring dan counseling.
Sumber:
Pengalaman penulis, dan diskusi dari berbagai sumber.
0 komentar:
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.