Memahami perbedaan pedagang dengan sales dari pedagang golok keliling

Siang yang begitu ramai disebuah rumah makan sunda, terlihat kerumunan riang canda dari sebuah meja makan, terlihat dari kejauhan seorang bapak dengan tas besar berwarna biru disampingnya tengah menunjukan beberapa golok kepada tamu. Perlahan dengan sikap tegas, bapak itu bercerita sambil menjelaskan satu persatu golok-golok bawaannya dengan maksud supaya diminati oleh pengunjung, tidak lama sekitar lima menit mereka tawar menawar, pada akhirnyapun si tamu tertarik dan terjadi transaksi, satu buah pisau dapur dibungkusnya dengan selembar koran bekas menunjukan bahwa pisau itu jadi dibeli oleh pengunjung restoran.  

Segera setelah itu, dengan semangat bapak penjual golok keliling berkemas dan memperhatikan meja-meja yang lain untuk didatangi dan mencoba kembali menawarkan golok-golok bawaannya. Secara kebetulan langkah kaki si bapak penjual golok keliling menuju meja tempat saya duduk dan berkumpul dengan teman-teman yang sedang menunggu hidangan makanan yang sudah dipesan.  

"maaf pak saya sudah menggangu istirahtnya, barangkali bapak memerlukan golok-golok yang saya bawa.."

begitulah kurang lebihnya percakapan dibuka oleh bapak penjual golok keliling, kamipun mempersilahkannya. Seperti biasanya si bapak menjelaskan satu persatu barang bawaannya dari model terkecil seperti pisau dapur sampai model terbesar seperti golok pemotong daging, sampai ada beberap pisau dan golok qualitas import, salah satunya ada sebuah pisau antik buatan columbia yang harga dan qualitasnya nya jauh lebih tinggi dengan qualitas lokal. Saya tidak membuang kesempatan yang berharga ini, sebelum melanjutkan ke percakapan mengenai golok, saya lontarkan beberapa pertanyaan, mulai dari nama, asal dan pertanyaan-pertanyaan mengenai pengalamannya menjadi penjulan keliling.

Bapak Aceng, begitulah panggilan akrabnya, yang sebelum menjadi pedagang golok keliling merupakan salah satu pengrajin golok di daerah sukabumi, tepatnya di daerah cibatu kecamatan cisaat, salah satu tempat pengrajin golok di daerah sukabumi yang cukup terkenal, tidak hanya dikenal disekitar sukabumi namun terkenal ke semua pelosok negri, bahkan salah satu hasil kerajinannya dijual untuk ekspor ke luar nergri, seperti hasil kerajinan samurai ke negeri jepang, korea dan china. 

Saat ini, Pak aceng tidak lagi membuat golok sendiri, melainkan membeli kepada pengrajin-pengrajin dan selanjutnya menjual secara keliling ke para konsumen. Dengan pengalaman dasarnya sebagai pengrajin, pak aceng tau betul mana kualitas  golok yang baik dan tidak, bahkan tidak jarang golok yang dibeli dari pengrajin disulap kembali olehnya untuk menjadi lebih bagus lagi. Menurutnya, seorang penjualan harus jujur terhadap barang jualannya, dengan perlakuan jujurnya itu penjual tidak sulit untuk menjual atau melakukan penegasan barang dagangan kepada para calon kunsumen. Terbukti memang, atas penjelasan dari pa aceng itu salah satu teman saya tertarik dan membeli satu buah golok dari pak aceng.

Tentunya tidak hanya pa aceng yang menjalankan profesi sebagai pedagang golok keliling, mungkin ada puluhan sampai ratusan orang. Menurutnya di sukabumi saja ada sekitar 30-40 orang melakukan pekerjaan sama dengannya, tersebar ke berbagai daerah khususnya di pulau jawa. Pak aceng sendiri sekarang lebih menghabiskan waktu jualan di daerah sukabumi saja, dengan pertimbangan utama faktor usia, selain faktor-faktor lainnya adalah dengan perkembangan kota sukabumi yang mulai pesat, banyaknya bebrmunculan tempat-tempat wisata kuliner dan berbagai tempat-tempat kunjungan lainnya yang selalu ramai oleh pengunjung, hal itu secara tidak langsung merubah pola jualan dari berkeliling jauh ke pelosok-pelosok menjadi sekedar menjajakan  jualannya di tempat-tempat kunjungan, karena jelas pada tempat-tempat umum seperti rumah makan, pak aceng tinggal menunggu pengunjung saja, yang setiap waktu akan bergantian orang berbeda datang, secara tenagapun tidak menguras lebih tenaga seperti halnya berjalan jauh berkeliling ke setiap pelosok.

Sudah 15 tahun Pak Aceng menjadi penjualan golok keliling, tidak ada raut penyesalan pada dirinya, yang ada adalah keceriaan dengan kesemangatan tinggi terpancar dari matanya dan tercermin dari jawabannya disaat saya tanya kenapa pa aceng memilih pekerjaan pedagang keliling dari pada menjadi seorang pengrajin golok?, "saya nyaman dengan pekerjaan ini" jawabnya. Meski tidak ada pendidikan, pengarahan dan pengaturan pa aceng mampu menjadi penjual yang hebat, mampu menaklukan berbagai tantangan dilapangan, mampu menguasai permasalahan dan mampu mengendalikan setiap calon kunsumen, muaranya pak aceng mampu bertahan dengan kebahagiaan menjadi seorang penjul gogok keliling.

Pa aceng salah seorang wira usaha yang menjalankan usahanya cara dengan cara berdagang. Ada pelajaran bisa diambil dari profesinya, bahwa seseorang mampu menjadi diri sendiri dibangun atas dasar komitmen, dalam komitmen tersebut tidak pernah  dicampur baurkan dengan sisi-sisi lain yang berhubungan dengan orang lain, dengan gengsi-gengsi lingkungan, dengan keegoan kemampuan diri dan saling bersaing dalam hal yang belum tentu menghasilkan kebaikan pada dirinya. Lebih menarik lagi dari proses kerjanya, mampu mengalahkan rahasia menjual seorang sales pada sebagaian perusahaan, mengalahkan kesemangatan sales-sales yang dididik secara sistematis, dan mengalahkan kekuatan kerja tim pada sebuah target perusahaan marketing.

Pak aceng bukanlah seorang sales, karena beliau tidak menjalankan dibawah manajemen perusahaan, beliau tidak menjalankan prosedur dari salah satu perusahaan, beliau tidak melakukan pekerjaan secara tim, beliau tidak dimenej oleh manajemen perusahaan, beliau tidak dididik berbagai cara menjual dan kaena beliau hanya melakukan atas target pribadi sebagai pedagang. Namun, terkadang kemampuan menjual pak aceng mampu melebihi kemampuan sales-sales yang secara jelas sudah didik dan diarahkan.

Kesimpulannya, sales adalah seorang penjual yang terorganisir dibawah sebuah perusahaan, diberikan pendidikan yang cukup, mempunyai tugas pencapaian target untuk perusahaan dan diberlakukannya berbagai teknik dan prosedur pekerjaan. Dan untuk pedagang adalah penjual yang menjalankan hanya untuk target atau usaha sendiri dan tanpa ada aturan-aturan khusus.

Semoga dengan cerita diatas, kita akan lebih mengerti dan Memahami perbedaan pedagang dengan sales dari pedagang golok keliling. Mohon maaf atas segala kekurang, dan saya ucapkan terimakasih banyak kepada Bapak Aceng yang telah mau berbagi dan rekan-rekan yang sudah berkunjung pada web blog saya ini.