Masih berupa gambaran dasar tentang DST, kali ini kita mulai meninjau jaringan atau siklus yang terjadi pada rantai jaringan pelaku DST. Bermula pada asas kekelurgaan dan solidaritas hingga bermuara pada ikatan emosianal yang tinggi antara sesama pelaku DST. bukan menjadi suatu hal yang aneh jika kita bicarakan salah satu pelaku DST maka semua akan tersambung menjadi mata rantai yang saling sambung menyambung, siapa dan dimana maupun darimana dia berasal semua akan mudah diketahui. Lingkaran Setan? entah siapa yang membuat istilah tersebut untuk mewakili jaringan pelaku DST yang jelas istilah itu sangat cukup mewakili gambaran Jaringan DST sesuai paparan diatas. 

Secara garis besar Ada dua bentuk DST yang berkembang di daerah Jawa khususnya sekitar Pulau Jawa, yaitu:
  1. DST yang masih menjual produk umum sesuai dengan kebanyakan peusahaan lain, diawali banyak munculnya perusahaan sekitar tahun 1995-1999. dan meraih kejayaannya diantara tahun 2000 - 2005. dikarenakan pada masa itu akses produk khusus yang tidak dijual secara umum masih sangat sulit. maka, kebanyakan mereka menjual produk-produk yang banyak di jual di toko-toko dengan merek produk yang sudah diketauhi masyarakat umum. Namun karena kegigihan pelaku dan atas prinsip hukum rata-rata seorang marketing merka bisa sukses meraih semua yang amereka harapkan.
  2. DST yang sudah memiliki produk sendiri yang tidak dijual sama dengan produk prusahaan DST lainnya. kemunculanannya diawali setelah perusahaan DST jenis yang pertama muncul, dan mereka pelaku DST melakukan inovasi dan spekulasi untuk merangkul dan melakukan kerjasama dengan produsen produk dalam negri hingga sampai pada saatnya melakukan pembelanjaan produk ke luar negri, berjalan  sampai saat ini.
Persamaan ada Pola kerja hampir sama, semua terinspirasi dan termotivasi dari satu perusahaan yang menjadi cikal bakal tumbuh berkembangannya perusahaan direct selling, dan menjalankan apa yang mereka dapatkan dari perusahaan yang mereka pernah bekerja disana, dan bersifat menjajakan produk dari orang ke orang. Perbedaan antara DST 1 dengan DST  2 tertunya terletak pada nilai permodalan dan investasi keuangan karena DST 1 hanya tinggal melakukan pengaturan stok dan produk akan mudah mereka dapatkan kembali di toko-toko terdekan yang mereka jadikan langganan. dan sebalikanya DST 2 harus melakukan peninjaun, analisa pasar dan sebagainya untuk menentukan perkiraan stok produk yang akan mereka jual, tentunya juga tidak mudah mereka dapatkan produk atas dasar ketentuan pemesanan yang dibuat oleh pihak Distributor atau supplier.
Sebut saja WWI (world wide industries) sebuah perusahaan direct selling dari kanada yang begitu hebat mendidik sekaligus membentuk orang dari tidak bisa apa-apa menjadi bisa segalanya, dari seorang pendiam menjadi seorang yang berani dan banyak lagi keunggulan-keunggulan lainnya yang tidak bisa dipaparkan dalam artikel ini.
Apa hubungannya perkembangan DST di pulau jawa dengan judul blog ini? secara harus memaparkan keseluruhan wilayah Indonesia. mari kita tinjau bersama-sama, luar pulau jawa merupakan wilayah market semata dalam perluasan pengembangan karena pada kenyataannya pula ratusan perusahaan DST yang berdomisili di pulau jawa semua akan dan telah melakukan perluasannya ke luar pulau jawa. Akhirnya saya sebagai penulis menyimpulkan penomena ini sebagai pembahasan Direct selling Tradisional Indonesia.




0 komentar:

Post a Comment

 
Top